Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya ketidak pastian atau ketidaksempurnaan informasi. Penyebab kerumitan pengambilan keputusan lainnya adalah banyaknya factor yang berpengaruh terhadp pilihan-pilihan yang ada, beragamnya criteria pemilihan, dan jika pengambilan keputusan adalah lebih dari satu.
Analytical hierarchy process atau AHP merupakan suatu teknik untuk membantu menyelesaikan masalah ini. AHP diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty
Dengan mengikuti perkembangan yang ada, maka semakin banyaklah penggunaan AHP yang diaplikasikan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak criteria, dan juga digunakan sebagai metode alternative untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah, seperti memilih portfolio, analisis manfaat biaya, peramalan (forcasting), dan lain sebagainya. Luasnya penggunaan AHP di berbagai bidang dimungkinkan karena AHP cukup mengandalkan pada intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambilan keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.
Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. Ilmu ini digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun continue. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran actual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dari preferensi relative. AHP memiliki perhatian-perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya.
DASAR-DASAR AHP
Skala ukuran panjang (meter), temperature (derajt), waktu (detik) dan uang (rupiah) telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengukur bermacam-macam kejadian secara pisik. Kita ketahui bahwa penerapan seperti itu dapat diterima secara umum. Pertanyaannya adalah apakah kita ddapat memperluas dan membenarkan penggunaan skala tersebut secara beralasan dan mudah dipahami untuk mencerminkan perasaan-perasaan kita pada bermacam-macam persoalan social, ekonomi dan politik? sulit dibayangkan, sebab di sini lebih cocok bila digunakan suatu ukuran lain yang lebih sederhana, misalnya persentase. Namun, variable-variabel social, ekonomi dan politik tidak jarang sulit untuk dilakukan pengukuran. Misalnya saja permasalahan tentang bagaimana mengukur produk yang berupa rasa aman karena tidak adanya serangan dari negara lain yang dihasilkan karena pengeluaran pemerintah di bidang pertahanan, bagaimana mengukur kerugian yang diderita masyarakat karena bermacam-macam polusi dan kerusakan lingkungan akibat industrialisasi, bagaimana mengkuantifikasi kesenangan karena dapat menikmati waktu senggang, dan lain sebagainya.
Di samping itu, sering ditemui bahwa tindakan yang dilakukan pemerintah , perusahaan besar, atau badan apa saja, sringkali memberikan bermacam-macam pengaruh pada banyak segi kehidupan. Kemudian, pertanyaan adalah bagaimana mengatakan bahwa suatu tindakan adalah lebih baik di banding tindakan lain? Kesultan menjawab pertanyaan ini disebabkan dua alasan utama.
Pertama, pengaruh-pengaruh itu kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karena satuan ukuran atau bidang yang berbeda.
Kedua, pengaruh-pengaruh itu kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan pengaruh yang satu hanya dapat dicapai dengan pemburukan pengaruh lainnya. Alas an-alasan ini menyulitkan kita dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh. Bertolak dari hal ini, maka diperlukan suatu skala yang luwes disebut prioritas, yaitu suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala. Penentuan prioritas inilah yang akan dilakukan dengan menggunakan AHP.
Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahamu, diantaranya adalah: decomposition, comparative judgement, synthesis of priority, dan logical consistency.
Decomposition
Merupakan suatu aktivitas penguraian permasalahan menjadi unsur-unsurnya. Dekomposisi atau penguraian yang dilakukan harus mencapai unsur terkecil (detail) sampai tidak memungkinkan untuk dilakukan penguraian lebih lanjutuntuk memperoleh hasil yang akurat. Karena alas an inilah maka proses analisis ini dinamakan hirarki (hierarchy).
Hirarki lengkap semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya, dan sebaliknya.
Comparative Judgement
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relative dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penelitian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh pada prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Pertanyaan yang biasa diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah:
1. Elemen-elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/…) dan
2. Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/…)?
Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap criteria atau tujuan yang dipelajari. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan patokan table berikut.
Tingkat Kepentingan | Definisi |
1 3 4 6 9 2,4,6,8 Reciprocal | Sama pentingnya disbanding yang lain Moderat pentingnya dengan yang lain Kuat pentingnya disbanding yang lain Sangat kuat pentingnya disbanding yang lain Ekstrim pentingnya dibanding yang lain Nilai di antara dua penilaian yang berdekatan Jika elemen i memiliki salah satu angka di atas ketika dibandingkan elemen j, maka j memiliki nilai kebalikannya ketika disbanding elemen i |
Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciplocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting disbanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Di samping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, yang artinya sama penting. Dua elemen berlainan dapat saja sama penting. Jika terdapat n elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran n x n. banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah n(n – 1)/2 karena matriksnya reciprocal dan elemen-elemen diagonal sama dengan 1.
Synthesis of Priority
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigenvectornya untuk mendapatkan local riority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa di antara local priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relative melalui prsedur sintesa dinamakan priority setting.
Logical Consistency
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Contohnya, anggur dan kelereng dapat dikelompokkan dalam himpunan yang seragam jika bulat merupakan kriterianya. Tetapi tak dapat jika rasa sebagai kriterianya.
Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada criteria tertentu. Contohnya, jika manis merupakan criteria dan madu dinilai 5x lebih manis disbanding gula, dan gula 2x lebih manis disbanding sirup, maka seharusnya madu dinilai 10x lebih manis disbanding sirup. Jika madu hanya dinilai 4x manisnya disbanding sirup, maka penilaian tak konsisten dan proses harus diulang jika ingin memperoleh penilaian yang lebih tepat.
Beberapa aplikasi AHP yang biasa digunakan antara lain untuk memilih portofolio, untuk analisis manfaat biaya, untuk peramalan, dan AHP dalam kelompok.
0 comments:
Post a Comment